Dieng merupakan dataran tinggi yang terdapat di Jawa Tengah yang
masuk ke wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya
di sebelah barat komplek Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan
gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana.
Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu
di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20 °C di siang hari dan
10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara
kadang-kadang dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun
beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (“embun racun”) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Secara administrasi, Dieng mencakup Desa Dieng Kulon, Kecamatan
Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Hingga tahun 1990-an wilayah ini tidak terjangkau
listrik dan merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa
Tengah.
Secara etimologi, nama Dieng berasal dari gabungan dua kata
bahasa Sunda Kuna: “di” yang berarti “tempat” atau “gunung” dan “Hyang”
yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan
tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari bahasa
Sunda karena diperkirakan pada masa pra-Medang sekitar tahun 600 Masehi
daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran
dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone
ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya kawasan ini merupakan
kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat
banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material
vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang
menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah
Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan
terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air
bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan
di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteritermofilik
(“suka panas”) yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di
bumi.
SUNRISE di DIENG
TELAGA WARNA
Candi-candi itu andi Arjuna, candi Semar, Srikandi, Puntadewa, Sembadra, Bima, Dwarawati, Gatotkaca.
PESONA dari ATAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar